Panggung Negeri yang Katanya Negeri Berkembang, tapi nyatanya Terbelakang


 
Gonjang-ganjing di antara dewa-dewa di kadipatenan pengaman tengah berprahara hebat di masa ini, sedikit demi sedikit luka-luka mereka mulai nampak menganga dan di analisa oleh mata-mata yang mencari pembuktian dan tanya yang melontar “Masih adakah keadilan di negeri yang memiliki pulau dewata?”. Kemudian juga, masihlah dilakukan pencarian dari benar dan tidaknya temuan-temuan media yang mengekspose luka dari para dewa-dewa tersebut, kuping-kuping mereka yang diberitakan memerah, pembawa berita pun hampir terkena kutukan dewa tak bermoral itu, namun tidaklah jadi kutukan itu tervisualisasi, karena diketemukan muslihat mediasi guna merendamkan image buruk dari lakon kotor dewa-dewa itu. Kurang lebih, inilah kondisi kotor dan menyedihkan yang sedang berkembang di negeri berdewakan dewa keamanan pemilik lakon sendiri-sendiri.

 Selain dari itu, kini kita juga semakin jelas melihat gambaran arahan beserta bau-bau busuk dari keadilan,

politik, dan juga tabiat dari para petinggi di negeri yang katanya berkembang ini. Sebagian dari rakyat mungkin sudah banyak yang menyimpulkan sendiri, ada dari mereka yang berkesimpulan bahwa kebanyakkan dari para petinggi negeri yang membawa panji-panji golongan pembesar nama mereka, hanyalah mementingkan golongan mereka saja! selain itu juga, kebanyakan dari mereka mungkin bertujuan memperkaya diri sendiri saja! Wong kerjanya cuma duduk aja, bisa dibayar berjuta-juta! Kapan lagi coba kerja yang duduk-duduk dapet berjuta-juta beserta fasilitasnya? Toh kalau misalnya jadi artis dilayar kaca itu melelahkan, akan jauh lebih baik kalau misalnya mencoba beralih acting ke panggungnya negeri yang katanya sih demokrasi.

Berjuta mata mungkin sudah pernah mendapati dan menyaksikan lakon dadakan di parlemen negeri yang memiliki banyak pulau, yang dilakon itu klo bisa saya kasih judul sih “Tampol, Kalo ucapan tidak lagi di dengar!” Di hari lalu, dari media kita telah melihat, salah satu kebringasan dan liarnya dari para golongan berjas hitam yang duduk di Gedung yang katanya sih Gedung Dewan Perwakilan Rakyat! Tapin nyatanya, mana pernah dari mereka yang disana mikirin rakyat? wong yang ada di mereka itu Cuma pemikiran tentang tunggangan yang akan menghantar mereka ke kejayaan dunia, bukan gembel-gembel atau anak jalanan.
Melihat lakon yang diprakarsai para petinggi itu membuat berjuta muda-mudi penerus negeri miris, geram dan marah adanya. Hal ini kemudian membuahkan dan menggerakkan demo dari berbagai muda-mudi di tanah air, muda-mudi tersebut bertujuan untuk mengingatkan para pelakon itu! Tapi yang diingatkan gak jarang malah semedi sejadi-jadinya di Gedung Pagelaran mereka! Takut mereka menerima wakil penerus, mereka diharuskan mesti berpikir berjam-jam terlebih dulu sebelum menemui utusan penerus negeri. Ini yang sering menyebabkan geramnya para pemuda dan kemudian menciptakan keonaran bermassa, seharusnya keonaran tersebut jangan dijadikan sebagai alasan prajurit dari dewa pengaman untuk memperlakukan para pemuda seperti binatang! Saya tau dan mengerti didikan kalian didikan Militer, hal itu yang menjadikan dari kalian gak punya hati? Kasihan kalian, budak dari otorisasi kemunafikan seseorang ataupun sekelompok manusia dan golongan.  

    Kebanyakkan dari masyarakat mungkin berpikir keonaran dari demo para pemuda itu adalah kesalahan, kenapa begitu? Mungkin memang benar salah, namun kita juga harus pikirkan! Para pemuda tidaklah akan merusak, manakala aspirasi mereka lekas tertampung oleh petinggi yang engkang-engkang kaki di Gedung yang Katanya sih berisikan wakil-wakil rakyat (padahal mah wakil-wakil golongan!-.-“). Tapi karena aspirasi mereka terkadang di tolak, terpaksa mereka mengambil jalan onar! Lagipula kenapa mahasiswa yang mengusung nama rakyat terus disalahkan? Kapan masyarakat mau menyalahkan mereka yang mengusung golongan? Semua yang mengaku mewakil rakyat Cuma isapan jempol belaka, kapan ada yang berani menentang mereka yang berdiktator selain para pemuda? Seharusnya kita bangga, karena masih ada sedikit yang mau berjuang mengubah kekotoran yang ada dengan mengusung nama rakyat! Meski terkadang juga sempat melakukan kesalahan, karena kita semua hanyalah manusia biasa yang terkadang khilaf.

    Para pemuda-pemudi tidaklah mungkin akan diam manakala negeri diporak-porandakan oleh sekelompok manusia kurang bermoral, meski sebagian dari mereka telah ada yang gugur dalam demo meneriakan perbaikan yang lalu, tidaklah akan surut kobaran semangat mereka tentang tuntutan negeri yang lebih baik. Karena pemuda-pemudi adalah kayu bakarnya negeri untuk hari esok yang lebih baik, bukan sasaran target ataupun mangsa dari senapan-senapan yang bertuankan ketololan. 

Related product you might see:

Share this product :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kilosentimeter Measure - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template supported super blog pedia
Proudly powered by Blogger